Ali Topan Anak Jalanan
Pada tahun 1977, oleh sutradara Ishaq Iskandar (Perawan Metropolitan -1991). Sebuah novel karya Teguh Esha dialih wahanakan menjadi sebuah film dengan judul yang sama. Namun pada novelnya diberi sub judul “Kesandung Cinta”.
Pada novel tersebut tertulis pesan
Untuk anak-anak muda Indonesia yang tak mendapatkan cinta, kasih dan sayang serta teladan kebaikan dari orangtua dan guru-guru mereka.
Teguh Esha
Kemudian Teguh Esha pun dikenal publik sebagai penulis novel legendaris Ali Topan Anak Jalanan.
Novel itu meledak di tahun 1970-an dan disebut sebagai parameter anak muda gaul pada zamannya. Novel ini diangkat menjadi film pada dekade yang sama, kemudian dibuat menjadi sinetron pada tahun 1990-an.
Membaca novel ini, terasa betapa berapi-apinya sang penulis menggambarkan situasi era tahun 60-70 an yang masih membawa suasana penggolongan kaya dan miskin.
Selain itu terasa kental pula karakter pemberontak dari anak muda masa SMA , yang kritis akan sistim sekolah . Karakter pemberontak ini muncul melalui Ali Topan yang gondrong, urakan, dan suka nongkrong , yang pada era tahun 2020 identik dengan preman.
Namun karakter Ali Topan walaupun bandel, ia sangat pintar.
Namun pada masa tahun 60-70 an , di saat Indonesia masih mengalami banyak kerusuhan seperti peristiwa Malari (1974) , serta masih di era orde baru . Gaya pemberontak ini lekat dan sangat disukai oleh kaum muda.
Ada rasa patriotis tersendiri , yang dirasakan dalam hati sanubari kaum pemuda pada masa itu.
Kemudian tema percintaan yang sangat populer, tentunya perbedaan status sosial yang merupakan representasi dari penggolongan kaya dan miskin tersebut.
Ali Topan Anak Jalanan 1977
Melalui deretan pemain seperti Junaedi Salat, Yati Octavia, Titiek Sandhora, Mieke Wijaya, Ruth Pelupessy, Aedy Moward, Aminah Cendrakasih, Connie Sutedja
Film ini dinyatakan merupakan salah satu film legendaris di Indonesia dengan sederetan lagu pendukung yang mengiringi dengan pas setiap adegannya.
Misalnya : Saat Ana (Yati Octavia) merasa patah hati , maka lagu Surya Tenggelam pun mengiringi , menjadikan adegan tersebut terasa dramatis dan mengenaskan.
Adegan dalam film ini , karakter Anna merupakan pemberontakan kaum muda dari golongan kaya dan ningrat, yang merasa sudah tiba saatnya terjadi sebuah perubahan.
Tema percintaan yang diusung kemudian secara simbolis direpresentasikan, saat Anna mengikat rambutnya dengan pita putih yang melambangkan kesucian.
Dalam film ini, pesan yang terkandung dalam novel yaitu latar sosial (dan tempat) yang benar-benar ada di masa itu, tercermin dengan rapih pada beberapa adegan film, sehingga membuat penontonnya semakin larut dalam alur ceritanya.
Teguh Esha, Sebenarnya Karakter Ali Topan
Dari pelbagai referensi, memang disimpulkan bahwa pengarang secara sadar telah merepresentasikan dirinya dalam karakter Ali Topan yang ia tulis.
Kritik sosial yang ia tulis, mewakili rasa kesalnya melihat kondisi Indonesia era tahun tersebut.
Hingga saat akhirnya remake film ini (2023-2024) dengan dibintangi oleh Jefri Nichol, diputar perdana di JAFF 2023, menyisakan pertanyaan besar . Apakah inti sari novel karya Teguh Esha berhasil lagi dialih wahanakan oleh sutradara Sidharta Tata ?
Jika tiada aral melintang, Ali Topan dibintangi oleh Jefri Nichol, akan tayang di bioskop 14 Februari 2024
Teman Nonton Film yang penasaran, bisa menonton trailernya disini